+62 821 - 8818 - 8036

|

academyminingplus@gmail.com

|

Menara Bidakara 2, Annexe Builiding, Lt 4 Jl. Gatot Subroto, Kav 71-73, Tebet, Jakarta Selatan

|

20250623095216.png

2025-06-23 — Super Admin

Total Station: Alat Kecil, Dampak Besar dalam Dunia Survei Modern

Tahukah Anda bahwa satu kesalahan pengukuran sekecil 1 cm bisa membuat pondasi bangunan miring, jembatan meleset dari titik desain, atau batas tanah bergeser ke lahan orang lain?Kesalahan seperti itu bukan hanya mahal, tetapi bisa berbahaya. Di sinilah Total Station (TS) hadir sebagai garda terdepan dalam memastikan akurasi tinggi dalam setiap pekerjaan survei.Artikel ini akan membawa Anda memahami konsep dasar penggunaan Total Station yang telah terbukti meningkatkan efisiensi dan keandalan dalam berbagai proyek teknik sipil, konstruksi, dan pemetaan.📌 Apa Itu Total Station?Total Station (TS) adalah perangkat elektronik optik yang menggabungkan dua alat penting dalam survei:Teodolit elektronik – untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal.Electronic Distance Measurement (EDM) – untuk mengukur jarak secara presisi menggunakan gelombang elektromagnetik.Dengan sistem digital ini, surveyor tidak lagi hanya "mengira", tetapi menghitung dengan presisi milimeter.🧩 Komponen Utama Total StationUnit Optik & Elektronik – Teropong, sistem pengamatan sudut digital.EDM – Mengirim dan menerima sinyal inframerah.Penyimpanan Data – Memori internal atau eksternal.Baterai – Memberi daya untuk kerja lapangan yang intensif.Semua elemen ini bekerja secara terpadu untuk menghasilkan data koordinat yang akurat di lapangan.🔍 Prinsip Kerja: Dari Titik ke KoordinatTargetkan titik dengan teropong.EDM memancarkan sinyal ke prisma atau target.Sinyal dipantulkan kembali ke alat.Total Station menghitung jarak dan sudut, lalu mengonversinya menjadi koordinat X, Y, dan Z.➡️ Hasil akhirnya? Data yang siap diproses dan diintegrasikan ke perangkat lunak desain seperti CAD atau GIS.🛠️ Aplikasi di Dunia Nyata📍 Konstruksi Bangunan Penentuan posisi kolom, pondasi, dan elemen struktural.🚧 Jalan dan Jembatan Pengukuran elevasi, profil tanah, dan penempatan struktur.🌄 Pemetaan Topografi Mengumpulkan data kontur dan elevasi untuk keperluan perencanaan.🏡 Kadastral & Batas Tanah Penentuan batas legal properti dengan akurasi hukum.🔄 Tahapan Penggunaan Total StationPersiapan Lapangan: Menentukan lokasi stasiun dan membersihkan area.Penyetelan Alat: Mendirikan tripod, leveling, centering.Orientasi: Menentukan arah utara dan titik referensi.Pengukuran: Sudut dan jarak ke titik-titik lapangan.Pengolahan Data: Ekspor ke komputer, proses, buat peta/laporan.🧪 Akurasi dan Kalibrasi: Wajib Hukumnya!Untuk menjaga presisi tinggi, alat harus:Dikalibrasi rutin, disertifikasi sesuai standar industri.Dilindungi dari pengaruh suhu, kelembaban, dan tekanan udara yang ekstrem.🚀 Keunggulan Total Station✔ Efisiensi Tinggi: Lebih cepat dibanding metode manual. ✔ Akurasi Presisi: Ideal untuk proyek besar dan kritikal. ✔ Data Langsung Siap Pakai: Bisa langsung dipakai di CAD/GIS. ✔ Minim Kesalahan: Kurangi human error dengan pembacaan otomatis.🌐 Masa Depan Survei: Lebih dari Sekadar AlatTotal Station kini berkembang dengan:Robotik Otomatis: Surveyor cukup mengontrol dari jauh.Integrasi Cloud: Data langsung diunggah dan dibagikan.Kombinasi dengan GNSS: Menyediakan koordinat global dengan presisi lokal.Pemrosesan Cerdas: Analisis data spasial real-time.✨ Total Station Bukan Sekadar Alat, Tapi Revolusi SurveiTotal Station telah mengubah wajah survei modern—dari medan kasar di hutan dan tambang, hingga proyek pembangunan di perkotaan. Dengan memahami konsep dasar penggunaannya, setiap surveyor memiliki peluang untuk bekerja lebih efisien, lebih akurat, dan lebih profesional.

SELENGKAPNYA
20250620092632.png

2025-06-20 — Super Admin

Dari Data ke Tindakan Nyata: Studi Kasus Kestabilan Lereng Pertambangan

Apa jadinya jika satu bukit di tambang berubah menjadi ancaman diam?Ia tak bersuara. Tak bergerak cepat. Tapi sekali tergelincir, ia bisa menghentikan produksi tambang, merusak alat berat bernilai miliaran, atau bahkan merenggut nyawa. Di sinilah pentingnya pelatihan Hari ke-3 bertajuk Studi Kasus Kestabilan Lereng—sebuah pendekatan komprehensif yang membawa peserta dari lapangan ke layar komputer, dari data investigasi ke keputusan strategis, langsung di lokasi tambang PT Ceria Jasatambang Pratama, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.Tahap Awal: Memahami Karakter Lokasi TambangSetiap tambang memiliki “karakter” geologi yang unik. Di lokasi ini, peserta diajak menyelami:Struktur geologi yang berlapis dan kompleks,Sifat massa tanah dan batuan yang bervariasi dari keras hingga sangat lapuk,Kondisi hidrologi bawah permukaan yang memengaruhi tekanan air pori dan stabilitas lereng secara langsung.🔍 Pemahaman karakter lokasi menjadi dasar semua keputusan geoteknik.Data Lapangan: Jantung dari Setiap AnalisisPeserta tidak hanya diberikan teori, tetapi juga hasil nyata dari:Investigasi bor dan logging geoteknik,Pengukuran struktural seperti sesar, perlapisan, dan zona lemah,Observasi air tanah dan aliran permukaan,Identifikasi potensi batuan pelicin atau zona geser.📌 Data inilah yang kemudian menjadi bahan bakar untuk simulasi stabilitas dan desain lereng yang aman.Analisis: Dari Permukaan Hingga Kemiringan TerakhirDengan pendekatan profesional dan metodologi berbasis SNI dan Kepmen 1827/2018, peserta dibimbing dalam:Menghitung Faktor Keamanan (FK) lereng berdasarkan data aktual,Memetakan potensi bidang gelincir berdasarkan sudut geser internal, kohesi, dan tekanan air,Menilai tingkat konsekuensi longsor terhadap operasional dan keselamatan.💡 Diskusi interaktif membuka pemahaman tentang bagaimana setiap parameter berinteraksi dalam dunia nyata, bukan hanya dalam model.Rekomendasi: Dari Analisis ke Aksi LapanganDari studi kasus ini, dihasilkan rekomendasi teknis seperti:Penambahan berm geoteknik di area dengan risiko tinggi,Penyesuaian desain sudut inter-ramp dan bench berdasarkan hasil uji laboratorium,Pemasangan sistem dewatering dan monitoring tambahan di sektor rawan jenuh air.📈 Rekomendasi bukan hanya laporan, tapi rencana nyata untuk menjaga tambang tetap aman dan produktif.Ilmu Tak Pernah Berhenti“Pelatihan ini adalah awal, bukan akhir. Jadilah seperti tanah yang terus diperkuat—semakin banyak belajar, semakin kokoh kompetensi kita.”Dunia tambang selalu berkembang. Longsor bisa dicegah, tapi hanya jika kita terus belajar, memahami data, dan menyatukan teori dengan praktik.Studi Kasus yang Menghidupkan IlmuBukan hanya pembelajaran, tapi transformasi pengetahuan menjadi kebijakan teknis. Pelatihan seperti ini membentuk budaya kerja berbasis data, memperkuat sinergi antar-divisi, dan menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama.Jika tambang Anda ingin membangun sistem lereng yang kuat, belajarlah dari lereng yang pernah diuji. Belajarlah dari studi kasus seperti ini.

SELENGKAPNYA
20250620092305.png

2025-06-18 — Super Admin

Satu Lereng Bisa Menentukan Segalanya: Strategi Mendeteksi Longsor Sebelum Terjadi

Siapkah kamu menghadapi longsor tambang sebelum benar-benar terjadi?Ketika puluhan juta ton material tergantung pada kemiringan lereng tambang, kesalahan sekecil apa pun bisa berujung bencana. Tapi bagaimana jika Anda bisa memprediksi dan mencegah kegagalan lereng sebelum tanda-tanda kerusakan muncul?Inilah esensi dari pelatihan Analisis dan Pemodelan Stabilitas Lereng—materi teknis yang bukan hanya ramai diperbincangkan, tetapi juga terbukti menyelamatkan operasional tambang dari potensi kerugian besar.Memahami Dasar Analisis Stabilitas Lereng🔍 Apa Itu Analisis Limit Equilibrium (LE)?      Metode Limit Equilibrium 2D digunakan untuk mengevaluasi faktor keamanan lereng tambang. Model ini membagi tubuh material ke dalam potongan dan menghitung gaya keseimbangan antara gaya penahan dan gaya pendorong longsor di setiap potongan.Rumus utamanya:📊 Faktor Keamanan (FK) = Gaya Penahan / Gaya PendorongJika FK < 1, lereng berpotensi gagal. Tujuan utama analisis adalah menemukan permukaan dengan FK paling rendah, karena di sanalah lereng paling rentan.Komponen yang Mempengaruhi Stabilitas Lereng💎 Faktor Penahan:Kohesi materialGesekan internalPerkuatan (misalnya rock bolts)Drainase dan pengurangan tekanan air pori🔻 Faktor Pendorong:Berat tanah dan beban di atasnyaAir dalam pori-poriAktivitas blastingGempa bumiAdanya mineral pelicin atau struktur lemah (seperti sesar)Pendekatan Multiskala dalam Analisis LerengUntuk mendapatkan gambaran menyeluruh, lereng dievaluasi dalam tiga skala berbeda:1️⃣ Bench Stability : Menjamin area kerja langsung tempat alat dan pekerja beroperasi tetap aman.2️⃣ Inter-Ramp Stability : Menganalisis stabilitas antar barisan bench, di mana potensi longsor berukuran sedang bisa terjadi.3️⃣ Overall Slope Stability : Menganalisis struktur lereng secara keseluruhan untuk mencegah kegagalan berskala besar.Dewatering & Depressurization: Dua Strategi Utama Mengendalikan AirAir adalah salah satu musuh utama kestabilan lereng. Untuk itu, dua strategi penting diterapkan:💧 DewateringTujuan: Menurunkan muka air tanah dan mengelola limpasan air permukaan.Metode: Diversion channel, sediment pond, sistem pompa.⛏️ DepressurizationMetode: Pengeboran horizontal untuk mengurangi tekanan air pori yang tersembunyi di dalam lereng.Monitoring: Teknologi yang Menjadi Mata dan Telinga Tambang📡 Sistem Monitoring Modern mencakup:Radar pemantau deformasi lereng secara real-time.Prisma reflektif untuk pengukuran gerak milimeter.Grafik data terkalibrasi untuk membantu pengambilan keputusan rekayasa.Dengan pemantauan terus menerus, tim tambang dapat mendeteksi pergerakan kecil sekalipun—memberi waktu untuk tindakan korektif sebelum terjadi longsor besar.Kriteria Bahaya: Berdasarkan Kepmen 1827/2018Klasifikasi konsekuensi longsor:Tinggi: Mengancam jiwa, menghentikan produksi > 24 jam, kerusakan lingkungan luas.Sedang: Cedera, kerusakan infrastruktur sedang, produksi tertunda 12–24 jamRendah: Kerusakan ringan, produksi terganggu < 12 jam.Mitigasi Risiko Bukan Lagi Pilihan, Tapi KebutuhanAnalisis dan pemodelan stabilitas lereng bukan hanya tugas teknis, melainkan strategi manajemen risiko jangka panjang. Dengan kombinasi pendekatan ilmiah, teknologi pemantauan, dan keputusan berbasis data, industri pertambangan dapat beroperasi lebih aman, efisien, dan berkelanjutan.Pengetahuan teknis bisa menjadi pelindung pertama terhadap bencana geoteknik dan semua tambang patut memilikinya.

SELENGKAPNYA
20250620091706.png

2025-06-16 — Super Admin

Jangan Remehkan Lereng Tambang: Kunci Keselamatan dan Efisiensi Ada di Sini

Tahukan kamu bahwa satu kegagalan lereng bisa menghentikan seluruh produksi tambang selama berhari-hari, bahkan berpotensi merenggut nyawa?Inilah pentingnya analisis kestabilan lereng sebuah proses teknis yang sering kali kurang disorot, namun berperan vital dalam operasional tambang yang aman dan produktif. Di balik lereng yang tampak kokoh, ada data, model, dan analisis mendalam yang menjadi pondasi utamanya. Dalam tulisan ini, Mining Plus Indonesia mengangkat sorotan dari InHouse Training bertema “Analisis Kestabilan Lereng Pertambangan” yang sukses dilaksanakan bersama PT Ceria Jasatambang Pratama. Materi ini telah terbukti menarik perhatian luas karena relevansi dan kedalaman teknisnya, terutama untuk para praktisi tambang.Mengapa Analisis Lereng Itu Krusial?Ketidakstabilan lereng bisa menyebabkan:Longsor besar yang membahayakan jiwa,Kerusakan alat dan infrastruktur,Hilangnya cadangan bernilai tinggi,Penghentian produksi yang merugikan secara ekonomi,Dan bahkan dampak lingkungan yang merembet ke luar wilayah tambang.Karena itu, analisis lereng bukan sekadar formalitas teknis, melainkan bentuk nyata dari manajemen risiko dan tanggung jawab operasional.Langkah-Langkah dalam Analisis Kestabilan Lereng Tambang1. Menentukan Pit Shell dan Footprint : Perencanaan dimulai dari bentuk dasar pit (lubang tambang), lalu ditentukan kedalaman maksimal berdasarkan kondisi geoteknik.2. Analisis Overall Slope (OSA) dan Inter-Ramp (IRA) : OSA digunakan untuk memastikan kestabilan massa batuan secara keseluruhan. IRA dikembangkan dari kombinasi konfigurasi bench dan berm, yang dibangun berdasarkan analisis:Kinematic (untuk batuan keras)Sensitivitas (untuk batuan lunak).3. Konfigurasi Bench dan Berm : Bench harus aman untuk alat dan personel, sementara berm bertugas menahan potensi rock fall. Desain ini mempertimbangkan:Ukuran alat,Kualitas batuan,Potensi kehilangan crest akibat blasting.4. Verifikasi Model Geoteknik : Input yang digunakan meliputi model kekuatan massa batuan seperti Mohr-Coulomb dan Hoek-Brown, kondisi air tanah, serta struktur geologis (seperti sesar atau zona lemah).Faktor Keamanan dan Probabilitas KegagalanMenurut Kepmen 1827/2018, pengklasifikasian risiko berdasarkan:Faktor Keamanan (FK): Minimal FK yang diterima tergantung pada tingkat keparahan dampak,Probabilitas Kegagalan (PK): Harus diupayakan seminimal mungkin.Nilai FK dan PK menjadi dasar dari desain lereng yang aman dan berkelanjutan.Apa yang Bisa Menyebabkan Lereng Gagal?🧱 Struktur GeologiPerlapisan, sesar, atau zona geser bisa melemahkan inter-ramp atau bench.💥 Kegiatan BlastingBlasting yang tidak tepat dapat merusak berm, menyebabkan overbreak, atau bahkan hilangnya crest lereng.💧 Kondisi Air TanahAir yang terjebak di dalam massa batuan meningkatkan tekanan pori, mengurangi kekuatan geser, dan mempercepat kegagalan lereng.Desain Lereng: Kolaborasi Antara Geoteknik dan Mine PlannerDesain final bukan sekadar angka sudut. Ia adalah hasil kerja kolaboratif antara:Geotechnical Engineer yang menganalisis stabilitas,dan Mine Planner yang mengimplementasikan desain ke dalam layout operasional tambang.Dengan perhitungan yang tepat, desain lereng dapat memaksimalkan cadangan tanpa mengorbankan keselamatan.Mencegah Lebih Baik dari MenyesalSetiap meter kubik longsor yang dapat dicegah hari ini, adalah investasi untuk keberlanjutan tambang di masa depan.Pelatihan seperti ini bukan hanya transfer ilmu, tapi juga mendorong budaya keselamatan dan kepatuhan teknis di lapangan.

SELENGKAPNYA
20250613024914.png

2025-06-13 — Super Admin

Teknisi K3 Kelistrikan : Standar Operasional dan Prosedur Darurat pada Sistem Kelistrikan Industri

Dalam industri modern, sistem kelistrikan menjadi tulang punggung utama operasional. Gangguan atau kecelakaan listrik dapat menyebabkan kerugian besar, baik dari sisi keselamatan kerja, aset perusahaan, hingga produktivitas. Oleh karena itu, penting bagi setiap Teknisi K3 Kelistrikan untuk memahami dan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta prosedur darurat (emergency response) sebagai bagian dari sistem manajemen keselamatan ketenagalistrikan.Apa itu SOP dan Prosedur Darurat dalam Sistem Kelistrikan?Standar Operasional Prosedur (SOP) kelistrikan adalah panduan baku pelaksanaan kerja yang disusun secara sistematis untuk memastikan setiap pekerjaan kelistrikan dilakukan dengan aman, efisien, dan sesuai regulasi. Prosedur darurat adalah langkah-langkah terstruktur yang harus diambil jika terjadi keadaan darurat listrik, seperti kebakaran listrik, korsleting, ledakan panel, atau tersengat listrik.Komponen SOP Sistem Kelistrikan IndustriPemeriksaan Harian dan BerkalaPemeriksaan kabel, MCB, panel distribusi, grounding systemPencatatan beban arus dan teganganPengoperasian Genset dan PanelSOP start-up dan shutdown gensetSwitching manual & otomatisPengamanan Area KerjaLock Out Tag Out (LOTO)Pemasangan rambu-rambu dan penggunaan APDPemeliharaan Preventif dan KorektifPembersihan panelPenggantian komponen yang ausPelaporan dan DokumentasiLaporan inspeksiLogbook kejadian listrikProsedur Darurat Sistem KelistrikanDalam kondisi darurat, kecepatan dan ketepatan teknisi K3 sangat menentukan. Berikut adalah prosedur umum yang wajib dipahami:Jenis Kejadian DaruratKorsleting / Percikan apiTersengat listrikKebakaran listrikGangguan alat/trafoProsedur darurat harus didukung oleh pelatihan berkala, simulasi evakuasi, dan penempatan alat pemadam yang strategis.Peran Teknisi K3 KelistrikanSebagai garda depan dalam pengendalian risiko listrik, teknisi K3 bertanggung jawab atas:Penerapan prosedur keselamatan sesuai Permenaker No. 12 Tahun 2015Penilaian risiko pada instalasi listrik industriKoordinasi penanganan kejadian darurat kelistrikanPenerapan standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)KesimpulanPenerapan SOP dan prosedur darurat pada sistem kelistrikan industri adalah fondasi utama keselamatan dan keberlangsungan operasional. Melalui pelatihan dan sertifikasi Teknisi K3 Kelistrikan, setiap personel dipastikan memiliki kompetensi yang mumpuni dalam mengelola risiko serta bertindak cepat dan tepat dalam keadaan darurat.Semoga artikel berikut bermanfaat1Referensi:Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Instalasi ListrikSNI 04-0225-2000 tentang Instalasi Listrik IndustriModul Pelatihan Teknisi K3 Kelistrikan – LSP Ketenagalistrikan BNSPUndang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

SELENGKAPNYA
20250613020812.png

2025-06-11 — Super Admin

Panduan Praktis Penerapan K3 pada Instalasi Listrik Tegangan Rendah

Instalasi listrik tegangan rendah merupakan bagian integral dalam sistem distribusi listrik yang digunakan pada bangunan komersial, industri, maupun perumahan. Walaupun bertegangan rendah (≤ 1000 Volt), potensi bahaya dari instalasi ini tetap tinggi apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi aspek krusial dalam setiap tahap pekerjaan yang melibatkan instalasi listrik tegangan rendah. Penerapan K3 pada instalasi ini bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga bagian dari tanggung jawab moral dalam menciptakan tempat kerja yang aman, efisien, dan bebas dari kecelakaan kerja.Potensi Bahaya pada Instalasi Listrik Tegangan RendahBeberapa potensi risiko pada instalasi tegangan rendah meliputi:1. Sengatan listrik akibat isolasi rusak2. Hubungan singkat (korsleting)3. Kebakaran akibat overcurrent4. Ledakan karena hubungan arus pendek di panel distribusi5. Bahaya mekanis dari peralatan listrik yang rusak atau tidak sesuai standarPrinsip Penerapan K3 pada Instalasi Listrik Tegangan RendahPenerapan K3 dalam instalasi tegangan rendah mengikuti prinsip-prinsip dasar keselamatan kelistrikan berdasarkan regulasi nasional dan standar internasional:1. Perencanaan InstalasiDesain instalasi harus mengacu pada SNI dan PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).Beban listrik harus disesuaikan dengan kapasitas instalasi.Harus ada pemisahan antara sirkuit penerangan dan sirkuit daya.2. Pemasangan dan PengujianPemasangan hanya dilakukan oleh teknisi listrik bersertifikasi.Semua instalasi harus diuji resistansi isolasi, pengukuran arus bocor, serta uji fungsi MCB dan ELCB.Hasil pengujian wajib didokumentasikan.3. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)Sarung tangan isolasiHelm dengan pelindung muka (face shield)Sepatu isolasi standar SNIPakaian kerja tahan api (arc-rated clothing)4. Sistem ProteksiSetiap sirkuit harus dilengkapi MCB (Miniature Circuit Breaker) dan ELCB/RCD (Earth Leakage Circuit Breaker).Sistem pentanahan (grounding) harus memenuhi resistansi ≤ 5 Ohm.5. Pengawasan dan Pemeliharaan BerkalaPemeriksaan visual dan fungsional minimal 1 kali per 6 bulan.Harus ada pencatatan log sheet untuk pemeliharaan berkala.Pemeriksaan panel listrik, konektor, dan terminal harus menggunakan termal imaging jika memungkinkan.6. Dokumentasi dan PelaporanSetiap instalasi harus memiliki single-line diagram yang diperbarui.Dokumen inspeksi dan pelatihan wajib tersedia untuk audit internal dan eksternal.Standar dan Regulasi yang DigunakanRegulasi/StandarPUIL 2011SNI IEC 60364Permenaker No. 12 Tahun 2015UU No. 30 Tahun 2009Permen ESDM No. 12 Tahun 2021SNI ISO 45001:2018Tips Praktis dari LapanganSelalu lakukan tes voltase sebelum menyentuh kabel atau komponen.Gunakan alat ukur yang telah dikalibrasi.Terapkan sistem lockout-tagout (LOTO) saat perbaikan.Berikan pelatihan rutin tentang bahaya listrik dan prosedur darurat.Periksa tanda keausan fisik seperti discoloration, bau hangus, atau kabel mengelupas.KesimpulanPenerapan K3 pada instalasi listrik tegangan rendah adalah kombinasi antara desain yang sesuai standar, pelaksanaan oleh tenaga kompeten, serta pemeliharaan dan audit yang berkesinambungan. Dengan menerapkan prinsip K3 secara konsisten, risiko kecelakaan kerja dapat diminimalkan dan efisiensi operasional dapat ditingkatkan.Semoga artikel berikut bermanfaat!Referensi:Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2021 tentang Keselamatan KetenagalistrikanUndang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang KetenagalistrikanPUIL 2011 – Persyaratan Umum Instalasi ListrikSNI IEC 60364 – Instalasi Listrik Tegangan Rendahwww.esdm.go.idwww.bsn.go.id

SELENGKAPNYA
© 2024 Mining Plus Indonesia. All Rights Reserved.